Gudang Burung - Puluhan burung perkutut bersaing dalam kontes perkutut Giripeni Cup di Lapangan Desa Giripeni, Wates (17/3). Dari hasil penilaian, dua perkutut milik GBPH Prakusumo yang diberi nama Primadona dan Sri Baginda mengalahkan perkutut lain. Namun Prabukusumo tidak hadir menyaksikan kemenangan kedua burung kesayangannya.Kontes yang digelar Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Kulonprogo diikuti 85 burung dari DIJ, Magelang, Solo, Purworejo dan Klaten."Kontes ini sekaligus meresmikan lapangan kicau Gede Grawulan (Desa Giripeni)," ujar Ketua Panitia Supriyanto.
Dia menjelaskan, kontes tersebut merupakan upaya melestarikan perkutut. Apalagi kontes serupa jarang digelar. "Penilaian berdasar beberapa kriteria kicauan. Seperti angkatan suara depan, suara tengah, suara ujung, irama ujung, dasar suara serta kualitas kicauan," ujarnya.Perkutut pemenang harus memenuhi beberapa kriteria penilaian tersebut. Baik kualitas nyanyian maupun kuantitas kicauannya."Burung yang ikut berkualitas semua. Bahkan beberapa di antaranya sudah pernah menang lomba," ujarnya. Dalam lomba tersebut, kedua burung GBPH Prabukusumo dibawa oleh seorang perawat yakni Wahid Amri, 37. Dirinya menjelaskan jika Primadona berusia satu tahun dan sudah tiga kali juara kontes di Jogja dan Solo."Primadona sudah tiga kali juara kontes di Jogja dan Solo, usianya satu tahun. Kalau Sri Baginda umurnya tiga bulan, baru sekali juara," ujarnya.Wahid juga mengatakan, kedua burung tersebut sudah berulang kali ditawar untuk dibeli dengan harga tinggi namun tidak diberikan.
Kedua burung, lanjutnya memamng berasal dari indukan yang berkualitas."Primadona pernah ditawar Rp 25 juta tapi tidak dilepaskan oleh Gusti Prabu," ujarnya.Wahid juga mengatakan, untuk menghasilkan kicauan burung yang berkualitas sebenarnya tidak sulit. Hanya saja memang memerlukan gurah kerongkongan dan perawatan rutin sebelum ikut kontes. Kedua burung tersebut juga sering dimandikan dan diberi pakan gabah dengan pelet.-radarjogja