Burung yang dapat tumbuh hingga lebih dari 100 cm, rentang sayap burung dewasa lebih dari 50 xm dan berat 2.5 kg ini memiliki tak sedikit persamaan dengan burung Borneo atau Enggang, yang merupakan burung khas Kalimantan. Yaitu dengan terdapat cengger berwarna merah di bagian kepalanya.
Yang membedakan, burung Helmeted Hornbill memiliki gelambir berwarna merah di lehernya. Serta ukuran tubuhnya yang relatif lebih kecil dari burung Enggang.
Burung berbulu coklat-kehitaman ini populasinya sedang menurun drastis sejak pembukaan hutan besar-besaran yang dilakukkan di Sumatera dan Kalimantan. Yang membuatnya tak punya pilihan lain untuk bermigrasi ke Semenanjung Malaysia.
Di Sumatera, keberadaan burung ini sangat sulit, walaupun ada beberapa ekor di Cagar Alam Gunung Leuser. Yang lebih memprihatinkan di Kalimantan, karena pembukaan hutan secara besar-besaran untuk membangun perkebunan sawit yang merupakan habitat aslinya.
Tak sedikit pula yang sengaja diburu untuk mengambil paruhnya, atau sekedar untuk ditangkap lalu dijual ke orang ketiga.