Gudang Burung - Keberadaan burung lovebird yang belakangan semakin diminati ternyata menjadi lahan empuk bagi para pelaku pencurian. Terbukti, sekitar pukul 02.00 kemarin (19/1) pencuri menggasak 10 pasang burung lovebird senilai Rp 200 juta di rumah Misturi, 40, warga Dusun Du’alas, Desa/Kecamatan Larangan. Dari data yang dihimpun, lovebird milik Misturi terdiri dari dua jenis, yakni lutino dan pastel kuning. Adapun harga dari sepasang lovebird itu berada di kisaran Rp 20 juta, sehingga dalam peristiwa pencurian di rumah Misturi total kerugiannya mencapai Rp 200 juta. Dari penuturan Misturi, sekitar pukul 00.30 dirinya mendengar suara kicauan burung lovebird-nya yang ditaruh di dapur.
Merasa curiga Misturi langsung mengecek burung koleksinya. Namun, ternyata dirinya hanya melihat seekor kucing sehingga Misturi langsung kembali ke dalam rumahnya. Sekitar pukul 02.00 dini hari kemarin, Misturi kembali ingat pada koleksinya itu. Karena itulah, Misturi kembali lagi ke kandang burungnya. Belum sempat ke kandang, ternyata melihat pintu yang menghubungkan ke dapurnya tiba-tiba sulit dibuka. Selain itu, lampu di dapurnya padam sehingga sulit melihat dengan leluasa.
”Waktu itu kayaknya ada seseorang yang menekan dari dalam dapur. Sedangkan suasana kan terlihat gelap,” ujarnya saat dimintai keterangan kemarin. Atas dasar itulah, kecurigaan Misturi semakin bertambah. Seketika, dirinya langsung mengambil senjata tajam berupa celurit. Misturi pun mendorong pintu agar terbuka.
Setelah berhasil di buka, ternyata di bagian belakang pintu dapurnya terdapat beberapa kursi yang ditumpuk. Saat itulah, Misturi mulai sadar telah kehilangan 10 pasang burung lovebird-nya. Saat itu pula Misturi menyadari telah kehilangan koleksinya yang jika dinominalkan diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
Berdasarkan pengamatan Mistruri, pelaku masuk lewat tembok yang dibobol di dapurnya dan membuka pintu keluar lewat pintu dapur. ”Saya yakin tidak hanya 2 atau 4 orang yang melakukannya, tapi lebih. Mungkin secara dijgilir mengambil burung dan dikirim ke temannya yang ada di luar,” paparnya kepada Jawa Pos Radar Madura.
Setelah kejadian, Misturi hanya bengong. Semula, dia berpikir untuk mengejar pelaku. Namun, dia memiliki rasa waswas takut menjadi korban dari beberapa maling tersebut. akhirnya Misturi hanya kembali ke rumahnya.
”Memang sempat ada pikiran untuk mengejar para pelaku itu, tapi saya juga merasa waswas takut menjadi korban,” ungkapnya. Atas kejadian itu, Misturi mengaku belum melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. ”Tapi, saya akan segera melaporkannya terhadap pihak kepolisian terkait adanya maling di rumah saya itu nantinya,” pungkasnya. (radar)