Gudang Burung - Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kanada untuk mengukur IQ hewan dalam hal memberi makan, diperoleh bahwa burung pelatuk merupakan hewan paling cerdas. Burung pelatuk terdiri dari beberapa spesies dan tersebar diseluruh di dunia.
Dua burung pelatuk besar yang dianggap terancam punah (beberapa sumber menyatakan telah punah) adalah burung pelatuk paruh gading (Campephilus principalis) dan pelatuk raja (Campephilus imperialis).
Burung peltuk tidak seperti burung-burung lain maupun manusia yang menghindari terjadi benturan pada bagian kepala. Burung pelatuk malah rajin membenturkan kepalanya dengan cara mematuk batang pohon dengan paruhnya.
Burung pelatuk melakukan hal ini untuk memberi sinyal kepada saingan-saingannya mengenai kepemilikan daerah, mencari makanan dibawah kulit kayu. Lidah burung pelatuk panjang dan berkait sehingga larva serangga yang berada dibawah kulit kayu yang telah dibuka dapat ditarik keluar menggunakan lidahnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan burung pelatuk membentur kepalanya 20 kali tiap detik. Burung pelatuk jantan melakukan benturan sebanyak 20.000 kali selama musim kawin. Burung pelatuk tidak pusing saat mematuk karena otot, tulang dan kelopak matanya melindungi burung ini ketika mematuk. Otot leher burung pelatuk padat dan kuat serta otot ekstra pada kepala burung seolah-olah seperti helm.
Otot kepala dan tulang kepala burung pelatuk menjaga dengan ketat otak sehingga tidak terguncang ketika mematuk. Otot burung ini sepermilidetik berkontraksi sebelum mematuk.
Burung pelatuk juga menggunakan paruhnya untuk membuat lubang yang besar kemudian digunakan sebagai sarang untuk menyimpan telurnya yang berjumlah kurang lebih 2-8 butir dan berwarna putih. Sarang burung pelatuk hanya dilapisi dengan keping atau sepihan-serpihan kayu. Sarnag-sarang ini biasanya sering digunakan kembali oleh beberap burung seperti burung hantu, beberapa jenis bebek dan beberapa mamalia seperti tupai pohon.