Indrapura, (Analisa). Hasil panen padi di Desa Aras Kecamatan Air Putih Batubara rata-rata masih di bawah target produksi dan belum optimal. Para petani, sama sekali tidak memperoleh upah kerja.
Para petani menjelaskan, Senin (11/2), Yanto, menanam 18 rante lahan. Hasilnya hanya 34 goni. Lalu Rohani lima rante, hanya memperoleh hasil gabah delapan goni dan Retno 6,5 rante dengan hasil sembilan goni. Padahal target produksi setiap rante menghasilkan minimal tiga goni.
Menurut para petani, penyebab merosotnya produksi lahan mereka akibat serangan hama burung.
Meski sudah diusahakan melakukan antisipasi dengan memasang berbagai peralatan, seperti plastik dan kaleng diikat pada tiang bambu kecil yang dicacakkan pada setiap sudut dan tengah lahan, burung tetap menggerogoti buah padi.
Petani terpaksa menjaga dari pagi sampai menjelang malam. Belum lagi nhama tikus yang menggerogoti batang padi dari bawah. Petani nyaris seperti berebutan hasil dengan hama-hama tersebut. Tidak dapat upah kerja, pulang modal untuk penanamannya syukur, ujar para petani.
Sementara di tempat dan desa lain, banyak petani yang baru saja turun ke sawah untuk musim tanam (MT) 2012-2013. Malah ada di antaranya usia tanaman padi petani baru sebulan. Dengan demikian penanaman jelas tidak serentak. Ini salah satu penyebab banyaknya musuh tanaman padi itu.
Petani yang baru saja turun ke sawah terlihat di Desa Tanah Tinggi, persis di kawasan dan sisi jalan lintas Sumatera. Di kawasan Desa Tanah Merah dan Titi Payung, usia tanaman padi petani sekitar 2-2,5 bulan.
Tidak serentaknya musim tanam tersebut sudah berlangsung sejak lama. Karenanya Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) dan Dinas Pertanian dihimbau untuk memperhatikan hal tersebut.